Indah Terlihat di Kejauhan
Karya: Abu Hair
Aku...masih berlabuh di alam
mimpi
Angan-angan bergelatungan di
cakrawala
Terlepas di diri
Teringat di hati
Masih adakah 1 bintang,
menerangi langkahku?
Sedangkan ku hanya sebatang
kara
Mengais-gais di sudut kota
Terasa puing-puing derita
menjadi ombak kehidupan
Aku ingin seperti mereka..
Melangkah perlahan-lahan..
Mencapai impian..mengejar
harapan
Siapakah yang peduli?
Siapakah yang melindungiku?
Dari sandiwara dunia
Dari pembawa peran tangis
drama..
Indah terlihat di kejauhan
Berharap raja memberi
kebahagiaan
Untuk masa depanku.
![]() |
Ek ladki thi deewani si
Ek ladke pe woh marti thi
Nazrein jhuka ke
Sharma ke galiyon se guzarti thi
Chori chori chupke chuke
Chitthiyan likha karti thi
Kuchh kehna tha shayad usko
Jaane kisse darti thi
Jab bhi milti thi mujhse
Mujhse poochha karti thi
Pyaar kaise hota hai
Yeh pyaar kaise hota hai
Aur main sirf yehi keh paata tha
Selamat Pagi Indonesia,
Karya : Sapardi Djoko Damono
selamat pagi, Indonesia, seekor burung mungil mengangguk
Karya : Sapardi Djoko Damono
selamat pagi, Indonesia, seekor burung mungil mengangguk
dan menyanyi kecil buatmu.
aku pun sudah selesai, tinggal mengenakan sepatu,
dan kemudian pergi untuk mewujudkan setiaku padamu dalam
kerja yang sederhana;
bibirku tak biasa mengucapkan kata-kata yang sukar dan
tanganku terlalu kurus untuk mengacu terkepal.
selalu kujumpai kau di wajah anak-anak sekolah,
aku pun sudah selesai, tinggal mengenakan sepatu,
dan kemudian pergi untuk mewujudkan setiaku padamu dalam
kerja yang sederhana;
bibirku tak biasa mengucapkan kata-kata yang sukar dan
tanganku terlalu kurus untuk mengacu terkepal.
selalu kujumpai kau di wajah anak-anak sekolah,
di mata para perempuan yang
sabar,
di telapak tangan yang membatu para pekerja jalanan;
kami telah bersahabat dengan kenyataan
di telapak tangan yang membatu para pekerja jalanan;
kami telah bersahabat dengan kenyataan
untuk diam-diam mencintaimu.
pada suatu hari tentu kukerjakan sesuatu
agar tak sia-sia kau melahirkanku.
seekor ayam jantan menegak, dan menjeritkan salam
padamu, kubayangkan sehelai bendera berkibar di sayapnya.
aku pun pergi bekerja, menaklukan kejemuan,
merubuhkan kesangsian,
dan menyusun batu-demi batu ketabahan, benteng
kemerdekaanmu pada setiap matahari terbit, o anak jaman
yang megah,
biarkan aku memandang ke Timur untuk mengenangmu
wajah-wajah yang penuh anak-anak sekolah berkilat,
para perempuan menyalakan api,
dan di telapak tangan para lelaki yang tabah
telah hancur kristal-kristal dusta, khianat dan pura-pura.
Selamat pagi, Indonesia,
seekor burung kecil
memberi salam kepada si anak kecil;
terasa benar : aku tak lain milikmu
memberi salam kepada si anak kecil;
terasa benar : aku tak lain milikmu
Rumpun Alang - Alang
Karya : WS Rendra
Engkaulah perempuan
terkasih, yang sejenak kulupakan, sayang
Kerna dalam sepi yang jahat tumbuh alang-alang di hatiku yang malang
Di hatiku alang-alang menancapkan akar-akarnya yang gatal
Serumpun alang-alang gelap, lembut dan nakal
Kerna dalam sepi yang jahat tumbuh alang-alang di hatiku yang malang
Di hatiku alang-alang menancapkan akar-akarnya yang gatal
Serumpun alang-alang gelap, lembut dan nakal
Gelap dan bergoyang ia
dan ia pun berbunga dosa
Engkau tetap yang punya
tapi alang-alang tumbuh di dada
Surat Cinta
Karya : WS Rendra
Kutulis surat ini
kala hujan gerimis
bagai bunyi tambur mainan
anak-anak peri dunia yang
gaib.
Dan angin mendesah
mengeluh dan mendesah
Wahai, Dik Narti,
aku cinta kepadamu!
Kutulis surat ini
kala langit menangis
dan dua ekor belibis
bercintaan dalam kolam
bagai dua anak nakal
jenaka dan manis
mengibaskan ekor
serta menggetarkan
bulu-bulunya.
Wahai, Dik Narti,
kupinang kau menjadi
istriku!
Kaki-kaki hujan yang runcing
menyentuhkan ujungnya di
bumi.
Kaki-kaki cinta yang tegas
bagai logam berat gemerlapan
menempuh ke muka
dan tak’kan kunjung diundurkan.
Selusin malaikat
telah turun
di kala hujan gerimis.
Di muka kaca jendela
mereka berkaca dan mencuci
rambutnya
untuk ke pesta.
Wahai, Dik Narti,
dengan pakaian pengantin
yang anggun
bung-bunga serta keris
keramat
aku ingin membimbingmu ke
altar
untuk dikawinkan.
Aku melamarmu.
Kau tahu dari dulu:
tiada lebih buruk
dan tiada lebih baik
daripada yang lain
penyair dari kehidupan
sehari-hari,
orang yang bermula dari kata
kata yang bermula dari
kehidupan, pikir dan rasa.
Semangat kehidupan yang kuat
bagai berjuta-juta jarum
alit
menusuki kulit langit:
kantong rejeki dan restu
wingit.
Lalu tumpahlah gerimis.
Angin dan cinta
mendesah dalam gerimis.
Semangat cintaku yang kuat
bagai seribu tangan gaib
menyebarkan seribu jarring
menyergap hatimu
yang selalu tersenyum
padaku.
Engkau adalah putri duyung
tawananku.
Putri duyung dengan suara
merdu lembut
bagai angin laut,
mendesahlah bagiku!
Angin mendesah
selalu mendesah
dengan ratapnya yang merdu.
Engkau adalah putri duyung
tergolek lemas
mengejap-ngejapkan matanya
yang indah
dalam jaringku.
Wahai, Putri Duyung,
aku menjaringmu
aku melamarmu
Kutulis surat ini
kala hujan gerimis
karena langit
gadis manja dan manis
menangis minta mainan.
Dua anak lelaki nakal
bersenda gurau dalam selokan
dan langit iri melihatnya.
Wahai, Dik Narti,
kuingin dikau
menjadi ibu anak-anakku!
Mimpi
Karya : Abu Hair
Malam-malam ku bermimpi
Mimpi ini sangat berarti
Kau hadir di sana
Menemaniku
Di mimpi
Tuhan
Mimpikan aku bersamanya
Berikan aku
ilmu
Di mimpi
Jangan
Mimpi yang buruk
Membuatku terbagun terkejut.
Terima kasih tuhan
Memberi mimpi indah
Membagunkan di tengah malam
Maupun subuh
Pelihara aku di setiap tidur
Agar selalu tersenyum
Di mimpiku
Tak Terbayang
Karya : Abu Hair dan Ravika Andinie
Hujan mulai turun sore ini
Menghiasi bumi bersama mendung
Seakan langit mencurahkan kekesalannya
Entah apa yang membuat secercah sinar mentari tak terlihat
Menimbulkan tanda tanya ?
Mentari kembalilah tersenyum
Memberi,..
Secercah sinar...
Waktu berganti,
Seperti nyata di alam
berbeda
Kabut-kabut malam
Merindukan masa lalu
Aku ingin mengulang,..
Canda tawa dan senyuman
Kelak menghampiri walau tak sepenuhnya sama...
Hati lelah....sosokmu datang tebarkan bahagia
Awalnya aku hanya bisa berandai-andai
Semua membangunkan tidurku
Menyakitkan di ambang kekecewaan
Kisah berakhir derita,
Hal yang ingin ku hindari
Tapi tak bisa dipungkiri
Kini, lembaran baru tak ada bayangan
Puisi Yang Ku Tulis Untuk (.......)
Karya : Abu Hair
Kau wanita yang selama ini
Ku nanti
Ku cinta
Ku sayangi selalu
Ramunan
wajahmu
Ingin ku lihat,.
Setiap saat yang ku tunggu
Tahukah kamu?
Tentang perasaan ku pendam
Bahwa aku menggapmu lebih
dari yang kau pikir
Tapi,…
Sesorang istimewa telah
mendampingimu
Puisi ini ku tulis (…..)
Ungkapan hatiku
Semoga kau mengerti,
Memahami
…………………….
Jodoh.
Malam yang Indah
Karya : Abu Hair
Malam yang indah
Di langit melihat bulan dan
bintang
Menyinari gelapnya dunia
Malam yang indah
Menulis pantun dan puisi
Ungkapan di hati
Malam yang indah
Terbagun
Memohon ampunan
Kepada pencipta dunia
Malam yang indah
Saat bermimpi bersamanya
Good night…..
Kau Ku Cinta
Karya : Abu Hair
Kau ku cinta
Selalu ada di hatiku
Menemani di setiap hariku
Kau ku rindu
Selalu ada di lubuk hatiku
Membuat aku kagen, ingin
selalu bertemu
Kau ku sayang
Engkau pernah mengatakan
Aku tidak mau kehilanganmu
Kau selalu ku puja
Akan kecantikan,
kelembutan hatimu
Cantik
Karya : Abu Hair
Wajahmu sungguh cantik
Membuatku tertarik
Bagaimana bisa?
Tiba-tiba suka padamu
Penasaran ,…
Hari – hari ingin melihatmu
Meskipun hanya sekejap
Mengapa engkau selalu ada?
Dalam ingatan?
Sulit melupakanmu !
Perasaanku selalu untukmu
Karena, nama dan wajahmu
Selalu ada dalam hatiku,….
Hari Bahagia
Karya : Abu Hair
Hari –hari yang ku lalui
Saat aku mengenalmu
Mendapat nomor hpmu
Di meja
Hari-hari yang ku gemari
Hari rabu
Hari jum’at
Memandangimu saat muhadarah
Melihatmu diam
Saat senam,
Ini hari bahagia
Mengenalmu melalui sms
Tahu wajahmu
Memakai jaket merah
Walau penasaran,
Terbawa mimpi.
Untukmu Sahabat
Karya : Abu Hair
Kau memberikan rasa percaya
diri
Saat aku gugup
Kau berikan semangat
Saat aku putus asa
Untukmu sahabat. Kita
berbagi ilmu
Bertanya selalu
Untukmu sahabat kita
berdiskusi
Untukmu sahabat, berprestasi
Demi cita-cita kita raih
Supaya orang tua bangga
Untukmu sahabat, kibarkan
semangat mudamu..
Bertahan 1 Jam
Karya : Abu Hair
Di jalan..
Terjadi tragedi...
Menghantarkan
menuju Rumah sakit
Menjalani pengobatan
Sebuah amanah kau lontarkan
Carilah pasangan lain
Jangan, jangan tingalkan
aku!!!
Bertahan 1 jam
Kau menuju alam lain..
Merintih..
Berlinang...
Ku taburi bunga-bunga di
batu nisanmu
Buka Mata!
Karya: Abu Hair
Tatapan mata tajam dengan
seyum kecut.
Apa aku bisa?
Melewati kayu-kayu rapuh,
Jatuh siap disambar buaya!
Apa ini?
Kami berjuang, kau
bersenang-senang.
Uang keluar masuk kantong!
Kami menampaki bukit-bukit
dengan merangkak
Apa ini kau sebut wajib 9
tahun?
Kau dirikan metropolitan
Tapi cabang-cabang
hutan kosong dengan kemiskinan
Baca tulis kami butuh, bukan
pasal-pasal yang disimpan
Hujan membasahi
air mata tak kepedulian
Siapa ?
Siapa ?
Siapa lagi yang akan
meneruskan mimpi orang tua kami?
Buka mata!
Aku juga ingin
menjadi sang saka merah putih.
Tak Mampu Berucap
Karya : Abu Hair
Tak mampu berucap.
Apa kabar nak? Baik-baik
saja kan di sana?
Kesalahanku tak berani
ditegur.
Kau jadikan aku seperti
burung yang terbang.
Hingga pagi ketemu pagi, kau
tak peduli.
Bagimu apa yang ku suka,
lakukan!
Kau selalu membohongi
perasaan.
Demi perjuanganku, kau
memberikan segalanya.
sedangkan kau seadanya.
Kau tak mampu berucap.
Hingga , aku sendiri tak
paham?
Kasih sayangmu tak terlihat!
Tersembuyi jauh di dasar.
Waktu mulai bercerita.
Kalau kata-kata
bisa menjadi nafas.
Dalam rasa kesendirianmu,
tetap berkarya, kata demi kata.
Cintamu tulus tak bisa mengingkari.
Kedamaian hatimu membuatku
bertanya?
Sosok seperti apakah dirimu?
Pekerja keras, pemikir
cerdas, penulis tersembunyi.
Gesture mu menyembuyikan
rasa lelahmu
Keperluanku terpenuhi,
Terima
kasih !
Bila Kesibukan Tiada Menghampiri
Karya : Abu Hair
Aku hanya rumput diinjak
Pahlawan pensiun, dilupakan!
Kesalahan teringat, menjerat
tanpa belas kasih
Aku bukan raja juga pangeran
Memang tak sempurna
Bila kesibukan tiada
menghampiri
Jemari basah terjadi
Salah bila terungkap
Akhirnya derita menghujam
impian
Hutan Hilang
Karya : Abu Hair
Kesegaran pagi menyapa
Menjemputi kenangan manis
masa lalu
Saat hijau kupandangi
Saat kicau kudengari
Peri kecil menari
Si merah membagun kerajaan
Tapi!
Tangan baja meremuk-remuk
Mati angin,
Mengigit jari!
Kau bentang jurang tanpa
sisa
Damai hutan hilang
Perasaan Terkorban dalam Mimpi
Karya : Abu Hair
Aku hilang dalam hamparan
kesenangan
Gundah menanti lamunan
Hilang langkah terinjak
Lihatlah! Sebuah pohon
penjelma
Kering,kusam, siapa peduli?
Kau bungkam kata-kata
Kau hanyutkan di buaian,tak
bisa berlari!
Kedatanganmu di gerbang
mahkota pelangi
Ku merasa bersalah, ucapan
yang tak bisa diterima
Akhirnya perasaan terkorban
dalam mimpi
Langganan:
Postingan (Atom)